Sebagai seseorang yang terus belajar dari pengalaman hidup, saya makin yakin kalo harga kebodohan lebih mahal daripada harga risiko. Pernyataan ini mungkin terdengar sederhana, tetapi memiliki makna yang dalam jika kita mau merenungkannya.
Ketika saya melihat kembali keputusan-keputusan buruk yang pernah saya buat, sebagian besar kesalahan itu muncul bukan karena saya mengambil risiko yang terlalu besar, tetapi karena saya bertindak tanpa pengetahuan yang cukup.
Kebodohan, atau dalam hal ini ketidaktahuan, sering kali menjadi penyebab kerugian yang jauh lebih besar daripada risiko yang terukur.
Sebagai contoh, ada masa di mana saya terlalu takut untuk belajar tentang investasi. Saya menghindari risiko karena merasa tidak cukup percaya diri.
Akibatnya, saya kehilangan banyak peluang.
Namun, lebih buruk lagi, ketika akhirnya mencoba, saya melakukannya tanpa persiapan yang matang.
Bukannya untung, saya malah rugi besar karena tidak memahami apa yang saya lakukan. Itu adalah harga kebodohan—dan harganya sangat mahal.
Berbeda halnya ketika saya mulai mengelola risiko dengan baik. Dengan mencari informasi, mempelajari dasar-dasar, dan mengambil langkah yang terukur, bahkan kegagalan sekalipun menjadi pelajaran berharga.
Risiko yang diambil dengan penuh pertimbangan sering kali memberikan hasil yang sepadan, baik dalam bentuk keuntungan maupun pengalaman baru.
Dari sini, saya menyadari satu hal: risiko adalah bagian dari perjalanan menuju kesuksesan. Namun, kebodohan adalah penghalang yang hanya membawa kita ke arah kerugian.
Belajar, mencari tahu, dan berani mencoba adalah investasi terbaik yang bisa kita lakukan untuk diri kita sendiri.
Jadi, daripada menghindari risiko, saya memilih untuk menghindari kebodohan. Karena bagi saya, harga kebodohan jauh lebih mahal daripada harga risiko yang terukur.